Showing posts with label perpetual. Show all posts
Showing posts with label perpetual. Show all posts

Jurnal Akuntansi HPP, Persediaan, dan Penyesuaian HPP Sistem Periodik

Halo, teman-teman. Salam kuat's blog. Pernah nggak sih kalian merasa dunia akuntansi itu kayak labirin yang penuh angka-angka misterius, laporan laba rugi yang bikin dahi berkerut, dan persediaan barang yang kadang tiba-tiba “menghilang” entah ke mana? Tenang, saya juga dulu gitu.

Nah, di artikel ini, saya bakal ngajak kalian semua ngobrol santai tapi serius soal HPP (Harga Pokok Penjualan), persediaan barang, jurnal, dan laporan keuangan. Saya bakal kasih contoh kasus, tips praktis buat Excel, sampai jebakan-jebakan yang bikin orang pemula tersandung. Pokoknya, setelah baca ini, kalian nggak cuma ngerti teori, tapi juga ngerti praktik nyata di perusahaan.

1. Kenapa Persediaan dan HPP Itu Penting?

Bayangin kalian punya toko online jualan sepatu. Kalian punya persediaan awal sepatu seharga 10 juta, bulan ini kalian beli lagi 50 juta buat stok baru, dan akhirnya kalian jual barang seharga 10 juta. Sekilas, kaian mikir: “Ah gampang, kan tinggal jual dan masukin ke laporan laba rugi.”

Eh, tunggu dulu. Kalian harus pinter-pinter ngitung HPP biar tau berapa untung kalian bener-bener. Kalau salah hitung, kalian bisa overestimate laba, terus ujung-ujungnya panik waktu bayar pajak. haha..

HPP = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir

Sederhana kan? Tapi di balik formula ini ada banyak jebakan: kapan pakai sistem periodik, kapan pakai perpetual, dan gimana jurnal harus dicatat biar laporan keuangan nggak ngawur.

2. Sistem Periodik vs Perpetual: Mana yang Lo Pilih?

  • Sistem Periodik

Bayangin kalian lagi main game “Inventory Tycoon”. Kalian cuma ngecek persediaan barang tiap akhir bulan. Selama bulan berjalan, yang kalian catet cuma pembelian. Penjualan? Kalian catet masuk “pendapatan” aja, tapi HPP dihitung belakangan. Nah yang beginilah disebut sistem periodik.

      Kelebihan:

  1. Simpel, gampang buat Excel.
  2. Cocok buat bisnis kecil atau pemula.

       Kekurangan:

  1. Kalian nggak tau HPP real-time.
  2. Bisa kaget kalau persediaan tiba-tiba habis atau hilang.

  • Sistem Perpetual

Nah, ini kayak punya CCTV buat persediaan. Setiap transaksi beli atau jual, saldo persediaan otomatis update. HPP langsung muncul, jadi kalian bisa tau laba kotor tiap saat. Nah, yang model begini disebut sistem perpetual.

      Kelebihan:

  1. Laporan real-time.
  2. Lebih akurat buat perusahaan besar.

       Kekurangan:

  1. Ribet kalau catatan manual di Excel.
  2. Butuh sistem akuntansi canggih kalau barang banyak banget.

3. Jurnal & COA: Koneksi Persediaan ke Laporan Keuangan

Sekarang kita masuk ke dunia jurnal umum dan chart of accounts (COA). Jangan takut dulu, saya jelasin santai.

Misal di bulan Januari:

Jurnal ini bakal ngefek ke neraca lajur dan akhirnya ke laporan laba rugi. Tapi yang paling tricky biasanya HPP dan penyesuaian persediaan.

Contoh jurnal penyesuaian:

Kenapa ini penting? Karena saldo awal persediaan bulan depan otomatis berubah. Jadi, kalau di Februari cuma ada penjualan, sistem periodik bakal pakai persediaan awal 55 juta sebagai basis, bukan 10 juta lagi.

4. Contoh Kasus Januari–Februari


HPP Februari = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir

Kalian harus tahu barang fisik yang tersisa buat menentukan persediaan akhir. Misal sisa 45.000.000, maka HPP Februari = 55.000.000 – 45.000.000 = 10.000.000

Nah kalian lihat, kalau nggak tahu jumlah fisik, HPP nggak bisa dihitung. Makanya sistem periodik butuh stock opname.

5. Apakah Biaya Angkut Masuk HPP?

Jawabannya: Iya, kalau memang terkait pembelian barang. 

  • Biaya angkut, asuransi, dan bea masuk bisa digabung ke harga pembelian buat menentukan HPP.
  • Tapi biaya operasional lain, misal gaji, listrik, nggak masuk HPP. Itu masuk biaya usaha di laporan laba rugi. 
Jadi patokannya tetap: persediaan akhir + biaya terkait pembelian = HPP yang akurat.

6. Tips Praktis Buat Excel

Kalian pengen bikin jurnal sederhana tapi laporan laba rugi & neraca bisa auto tarik data? Nih tipsnya:

  1. Buat sheet COA – Masukkan semua akun, kode akun, tipe (D/K, LR/NR), saldo awal.
  2. Buat sheet Jurnal – Tanggal, keterangan, debit, kredit.
  3. Buat sheet Laporan – Gunakan fungsi SUMIF atau SUMIFS buat narik data berdasarkan kode akun.
  4. Penyesuaian akhir bulan – Tambah jurnal penyesuaian untuk persediaan, depresiasi, atau beban dibayar dimuka.
  5. Cek HPP – Jangan lupa formula: Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir.
Tips extra: pakai warna berbeda buat debit & kredit biar mata nggak pegel. 

7. Kesalahan Umum & Jebakan Akuntansi

  • Saldo awal salah – Akibatnya HPP dan laba kotor bulan depan salah.
  • Lupa jurnal penyesuaian persediaan – HPP terlihat 0 atau terlalu tinggi.
  • Tidak mencatat biaya angkut & bea masuk – HPP understate, laba overstate.
  • Mix sistem periodik & perpetual – Bisa bikin laporan kacau.

8. Kesimpulan

Oke, saya simpulin aja:

  1. HPP itu penting banget buat tau laba kotor sesungguhnya.
  2. Sistem periodik simpel tapi butuh stock opname. Sistem perpetual real-time tapi ribet kalau manual.
  3. Jurnal persediaan & penyesuaian harus rapi biar saldo akhir benar.
  4. Biaya terkait pembelian (angkut, asuransi, bea) masuk HPP, yang lain masuk biaya usaha.
  5. Excel bisa dipakai, asal COA jelas, jurnal lengkap, dan formula laporan tepat.

Intinya, akuntansi itu bukan cuma soal angka, tapi soal cerita bisnis yang bisa dipercaya. Kalo kalian ngerti alur persediaan, HPP, dan jurnal, laporan keuangan kalian nggak cuma rapi, tapi juga masuk akal.

Dan ingat… jangan panik kalo angka nggak klop. Kadang akuntan juga harus pakai power of imagination: “Oke, barangnya lari ke mana nih bulan ini? haha....

Share:

My Channel

Video Tutor 1

Video Tutor 2

Video Tutor 3

Video Tutor 4

Video Tutor 5

Video Tutor 6

Video Tutor 7

Video Tutor 8

Video Tutor 9

Video Tutor 10

Posting This Week